Home » Sejarah Indonesia » Raja Pertama di Kerajaan Samudra Pasai

Raja Pertama di Kerajaan Samudra Pasai

heri kontributor 23 Jan 2025 179

Raja pertama di Kerajaan Samudra Pasai, sosok yang hingga kini masih menyimpan misteri dan perdebatan, menjadi kunci pemahaman awal sejarah kerajaan maritim penting di Aceh ini. Siapa sebenarnya pemimpin pertama yang meletakkan dasar-dasar kerajaan yang kemudian menjalin hubungan dagang luas dengan dunia internasional? Ekspedisi dan riset sejarah terus mengungkap tabir sosok berpengaruh ini, mulai dari asal-usul, kebijakan, hingga perannya dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Menelusuri jejak sejarah Samudra Pasai berarti menyingkap peran penting raja pertamanya dalam membentuk identitas kerajaan, membangun kekuatan ekonomi, dan menyebarkan agama Islam. Sumber sejarah yang terbatas mengharuskan kita menganalisis berbagai bukti arkeologi, catatan perjalanan asing, dan naskah-naskah kuno untuk menyusun gambaran yang akurat tentang masa pemerintahannya. Perjalanan ini akan membawa kita menyelami dinamika politik, ekonomi, dan sosial Aceh pada abad ke-13, sebuah era penting dalam sejarah maritim dan perkembangan Islam di Indonesia.

Identifikasi Raja Pertama Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai, kerajaan Islam tertua di Nusantara, menyimpan misteri seputar identitas raja pertamanya. Meskipun catatan sejarahnya tidak selalu lengkap dan terkadang saling bertentangan, upaya rekonstruksi silsilah kerajaan ini telah menghasilkan beberapa kesimpulan yang dapat dikaji lebih lanjut. Berikut uraian mengenai raja pertama Samudra Pasai, berdasarkan sumber-sumber sejarah yang tersedia.

Silsilah Kerajaan Samudra Pasai dan Raja Pertamanya

Silsilah kerajaan Samudra Pasai masih menjadi perdebatan para sejarawan. Namun, sebagian besar sumber sepakat bahwa Marah Silu merupakan raja pertama yang memerintah. Setelah Marah Silu, kerajaan ini kemudian dipimpin oleh beberapa sultan, dengan garis keturunan yang masih perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikan akurasi dan kelengkapannya. Informasi mengenai silsilah ini sebagian besar berasal dari sumber-sumber lisan dan catatan-catatan perjalanan para pelancong asing yang mengunjungi Samudra Pasai pada masa lalu.

Asal-Usul dan Latar Belakang Marah Silu

Informasi mengenai asal-usul dan latar belakang Marah Silu masih terbatas. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia berasal dari kalangan bangsawan lokal, sedangkan sumber lain mengaitkannya dengan imigran dari luar. Detail kehidupan pribadinya, sebelum ia menjadi raja, masih belum terungkap secara jelas. Riset lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap lebih banyak detail mengenai kehidupan dan latar belakang raja pertama ini.

Bukti-Bukti Sejarah Mengenai Marah Silu

Bukti sejarah mengenai Marah Silu sebagai raja pertama Samudra Pasai sebagian besar berasal dari Hikayat Raja-Raja Pasai dan catatan-catatan perjalanan para pelancong asing seperti Marco Polo dan Ibn Battuta. Meskipun catatan-catatan ini memberikan informasi yang berharga, keakuratannya masih perlu dikaji secara kritis mengingat potensi bias dan keterbatasan informasi yang tersedia pada saat itu. Penggunaan metode historiografi yang kritis dan komparatif sangat penting dalam menafsirkan sumber-sumber sejarah ini.

Kronologi Pemerintahan Marah Silu

Kronologi pemerintahan Marah Silu masih belum pasti. Kurangnya sumber yang akurat dan konsisten menyulitkan penetapan tahun pasti dimulainya pemerintahannya. Meskipun demikian, berdasarkan perkiraan dan rekonstruksi berdasarkan sumber-sumber yang ada, diperkirakan Marah Silu memerintah pada awal abad ke-13 Masehi. Riset arkeologi dan penemuan artefak baru diharapkan dapat membantu memperjelas kronologi pemerintahannya.

Perbandingan Sumber Sejarah Mengenai Raja Pertama Samudra Pasai

Sumber Nama Raja Deskripsi Raja Tahun Pemerintahan
Hikayat Raja-Raja Pasai Marah Silu Raja pertama Samudra Pasai, asal-usulnya masih diperdebatkan. Perkiraan awal abad ke-13 M
Catatan Marco Polo (Tidak disebutkan secara spesifik) Menyebutkan keberadaan kerajaan di wilayah tersebut, namun tidak menyebutkan nama raja. Tidak disebutkan
Catatan Ibn Battuta (Tidak disebutkan secara spesifik) Menjelaskan tentang kerajaan yang makmur, namun tidak secara eksplisit menyebutkan nama raja pertama. Tidak disebutkan

Pemerintahan Raja Pertama Samudra Pasai

Raja pertama Kerajaan Samudra Pasai, Marah Silu (atau Malikussaleh menurut beberapa sumber), menandai awal mula kerajaan Islam pertama di Nusantara. Meskipun detail sejarahnya masih terbatas dan perlu kajian lebih lanjut, beberapa catatan sejarah memberikan gambaran tentang pemerintahannya yang signifikan bagi perkembangan kerajaan dan wilayah sekitarnya.

Kebijakan Penting Pemerintahan Marah Silu

Kebijakan-kebijakan yang diterapkan Marah Silu berfokus pada konsolidasi kekuasaan, pengembangan ekonomi, dan penyebaran agama Islam. Ia membangun infrastruktur penting, termasuk pelabuhan dan fasilitas perdagangan, untuk meningkatkan perekonomian kerajaan. Hal ini menarik pedagang dari berbagai wilayah, menjadikan Samudra Pasai pusat perdagangan penting di Selat Malaka. Selain itu, upaya penyebaran Islam dilakukan secara damai melalui dakwah dan pendidikan, menarik banyak penduduk lokal untuk memeluk agama tersebut.

Dampak Pemerintahan Marah Silu terhadap Perkembangan Kerajaan Samudra Pasai

Pemerintahan Marah Silu meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan Kerajaan Samudra Pasai. Keberhasilannya dalam membangun perekonomian melalui perdagangan internasional menciptakan pendapatan yang menunjang kekuatan politik dan militer kerajaan. Pengaruh Islam yang tersebar luas juga membentuk identitas budaya dan politik kerajaan yang kuat.

Samudra Pasai berkembang menjadi kerajaan yang dihormati dan dikenal di kawasan regional dan internasional.

Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi Marah Silu

Meskipun berhasil, Marah Silu pasti menghadapi tantangan. Persaingan dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitar Selat Malaka merupakan tantangan konstan. Mempertahankan stabilitas politik di dalam kerajaan juga merupakan tugas yang sulit, terutama dalam menghadapi berbagai kepentingan kelompok dan potensi konflik internal.

Keterbatasan sumber daya dan teknologi pada masa itu juga pasti menjadi hambatan dalam mengembangkan kerajaan.

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik Samudra Pasai di Masa Pemerintahan Marah Silu

Pada masa pemerintahan Marah Silu, Samudra Pasai mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang. Secara ekonomi, kerajaan berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang makmur berkat pelabuhannya yang strategis. Secara sosial, penyebaran agama Islam menciptakan suasana yang lebih terintegrasi dan teratur. Secara politik, kerajaan berupaya menjaga stabilitas dan kedaulatannya di tengah persaingan antar kerajaan di kawasan Selat Malaka.

Meskipun informasi detail masih terbatas, bukti arkeologis dan catatan sejarah menunjukkan perkembangan yang signifikan di berbagai sektor.

Keberhasilan Marah Silu dalam membangun Kerajaan Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan dan kekuatan Islam di Nusantara merupakan pencapaian yang luar biasa dan menjadi pondasi bagi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam selanjutnya di wilayah tersebut.

Peran Raja Pertama dalam Penyebaran Islam di Aceh

Peran raja pertama Kerajaan Samudra Pasai dalam penyebaran Islam di Aceh sangat signifikan dan membentuk dasar bagi perkembangan agama Islam di wilayah tersebut. Meskipun detail sejarahnya masih menjadi perdebatan para sejarawan, konsensus umum menunjukkan pengaruh besar raja pertama dalam proses Islamisasi Aceh, baik melalui kebijakan politik maupun upaya-upaya dakwah yang dilakukan.

Strategi Politik Raja Pertama dalam Penyebaran Islam

Raja pertama Samudra Pasai, yang identitasnya masih diperdebatkan oleh para sejarawan, memanfaatkan posisi strategis kerajaan sebagai pusat perdagangan untuk menyebarkan Islam. Strategi politiknya yang bijak, yang melibatkan diplomasi dan perdagangan, terbukti efektif dalam menarik simpati dan menggaet para pedagang dan penduduk lokal untuk memeluk agama Islam. Dengan menjadikan Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan yang ramai, kedatangan para pedagang muslim dari berbagai wilayah turut mempercepat proses Islamisasi.

Pengaruh Pemerintahan Raja Pertama terhadap Perkembangan Islam di Aceh

Pemerintahan raja pertama menandai awal era baru di Aceh, dimana Islam secara bertahap menjadi agama dominan. Keberadaan kerajaan yang kuat dan stabil di bawah kepemimpinannya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan Islam. Hal ini ditandai dengan pembangunan masjid-masjid, madrasah, dan pusat-pusat pendidikan agama Islam. Dengan demikian, raja pertama tidak hanya berperan dalam penyebaran Islam, tetapi juga dalam membangun pondasi bagi perkembangan peradaban Islam di Aceh.

Bukti Arkeologis dan Historis Peran Raja Pertama

Meskipun bukti arkeologis yang secara langsung mengkaitkan raja pertama dengan proses Islamisasi Aceh masih terbatas, beberapa temuan arkeologis mendukung narasi ini. Penemuan reruntuhan masjid dan makam kuno di wilayah Samudra Pasai, yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan raja pertama, menunjukkan adanya aktivitas keagamaan Islam yang berkembang pesat pada masa tersebut. Selain itu, sumber-sumber sejarah lisan dan catatan perjalanan para pelancong asing pada abad ke-14 juga menyebutkan tentang keberadaan kerajaan Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam yang makmur dan berpengaruh.

Sebagai contoh, beberapa prasasti yang ditemukan di wilayah Aceh, meskipun belum secara eksplisit menyebutkan nama raja pertama, menunjukkan adanya aktivitas pembangunan infrastruktur keagamaan yang menguatkan hipotesis tentang peran aktif raja dalam menyebarkan Islam. Prasasti-prasasti ini menggambarkan kondisi sosial dan keagamaan masyarakat Aceh pada masa itu yang menunjukkan adanya pengaruh Islam yang signifikan.

Dampak Jangka Panjang Peran Raja Pertama dalam Penyebaran Islam di Aceh

  • Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Aceh, menjadi cikal bakal bagi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam selanjutnya di Aceh.
  • Terbentuknya identitas keagamaan masyarakat Aceh yang kuat dan berbasis Islam.
  • Penyebaran Islam ke wilayah-wilayah lain di Nusantara melalui jalur perdagangan yang berpusat di Samudra Pasai.
  • Pembangunan infrastruktur keagamaan seperti masjid dan madrasah yang menjadi pusat pengembangan pendidikan dan dakwah Islam.
  • Pengaruh budaya Islam yang kuat dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat Aceh hingga saat ini.

Hubungan Internasional Samudra Pasai di Masa Pemerintahan Raja Pertama

Kerajaan Samudra Pasai, sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara, memiliki peran penting dalam jaringan perdagangan dan diplomasi regional. Pemahaman mengenai hubungan internasionalnya di masa pemerintahan raja pertamanya, sangat krusial untuk memahami perkembangan awal kerajaan ini. Meskipun catatan sejarahnya masih terbatas, beberapa sumber menunjukkan interaksi Samudra Pasai dengan kerajaan-kerajaan lain yang cukup signifikan.

Hubungan Diplomatik Samudra Pasai

Samudra Pasai, di bawah kepemimpinan rajanya yang pertama, menjalin hubungan diplomatik dengan beberapa kerajaan di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Kontak ini terutama difasilitasi melalui jalur perdagangan maritim yang ramai. Bukti konkrit mengenai hubungan diplomatik ini masih memerlukan riset lebih lanjut, namun kemungkinan besar terjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan seperti Majapahit (meski sifat hubungannya masih diperdebatkan), kerajaan-kerajaan di pesisir pantai Sumatera, dan bahkan kemungkinan dengan kerajaan-kerajaan di Tiongkok dan India, mengingat letak geografis Samudra Pasai yang strategis.

Perjanjian dan Kesepakatan Internasional Samudra Pasai

Informasi mengenai perjanjian tertulis yang ditandatangani Samudra Pasai di masa pemerintahan rajanya yang pertama sangat terbatas. Namun, diperkirakan adanya kesepakatan-kesepakatan informal yang terkait dengan perdagangan dan keamanan maritim. Kesepakatan-kesepakatan ini mungkin berupa jaminan keamanan bagi kapal dagang yang melewati wilayah Samudra Pasai, atau pengaturan tarif bea cukai. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap detail perjanjian-perjanjian ini.

Dampak Hubungan Internasional terhadap Perkembangan Samudra Pasai

Hubungan internasional Samudra Pasai memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan politiknya. Secara ekonomi, akses ke jaringan perdagangan internasional memungkinkan Samudra Pasai untuk mengekspor komoditas unggulan seperti rempah-rempah, emas, dan hasil hutan. Sementara itu, impor barang-barang dari luar negeri memperkaya kehidupan masyarakat. Secara politik, hubungan dengan kerajaan lain membantu memperkuat posisi Samudra Pasai di kancah regional dan memperluas pengaruhnya.

Peta Konsep Hubungan Internasional Samudra Pasai

Peta konsep hubungan internasional Samudra Pasai pada masa pemerintahan raja pertamanya dapat digambarkan sebagai sebuah jaringan yang berpusat di Samudra Pasai. Dari pusat ini, terdapat garis-garis yang menghubungkan Samudra Pasai dengan beberapa kerajaan lain seperti Majapahit (dengan tanda tanya yang menunjukkan sifat hubungan yang masih diperdebatkan), kerajaan-kerajaan di pesisir Sumatera, Tiongkok, dan India. Panjang pendeknya garis menunjukkan intensitas hubungan, dengan garis yang lebih tebal menunjukkan hubungan yang lebih kuat, misalnya hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di pesisir Sumatera.

Hubungan Dagang Samudra Pasai, Raja pertama di kerajaan samudra pasai

Samudra Pasai berperan sebagai pusat perdagangan penting. Komoditas ekspor utama meliputi rempah-rempah (seperti lada, cengkeh, dan pala), emas, kayu cendana, dan berbagai hasil hutan lainnya. Sementara itu, Samudra Pasai mengimpor barang-barang seperti sutra, porselen, dan tekstil dari Tiongkok dan India. Perdagangan ini melibatkan berbagai mata uang dan sistem barter, menunjukkan kompleksitas ekonomi Samudra Pasai dalam jaringan perdagangan internasional pada masa itu.

Warisan Raja Pertama Samudra Pasai: Raja Pertama Di Kerajaan Samudra Pasai

Meskipun identitas pasti raja pertama Samudra Pasai masih diperdebatkan oleh para sejarawan, warisan yang ditinggalkannya berpengaruh signifikan terhadap perkembangan kerajaan dan Aceh secara keseluruhan. Pengaruh ini terlihat dalam aspek budaya, politik, dan struktur pemerintahan yang terbangun di kemudian hari. Penting untuk memahami warisan ini untuk mengapresiasi kompleksitas sejarah Aceh dan perannya dalam sejarah maritim Nusantara.

Pengaruh Budaya dan Politik Raja Pertama Samudra Pasai

Raja pertama Samudra Pasai, terlepas dari siapa pun sosoknya, meletakkan dasar bagi penyebaran Islam di Aceh. Keberadaan kerajaan ini sebagai pusat perdagangan internasional turut memperkuat pengaruh budaya Islam, baik dalam hal praktik keagamaan, arsitektur, maupun sistem hukum. Secara politik, pendirian kerajaan ini menandai awal mula kekuatan politik Islam di wilayah tersebut, memperkuat posisi Aceh dalam peta perdagangan dan politik regional.

Pengaruh ini tidak hanya terbatas pada Aceh, tetapi juga meluas ke wilayah-wilayah sekitarnya.

Warisan yang Masih Terasa Hingga Kini

Warisan raja pertama Samudra Pasai masih terasa hingga kini melalui beberapa aspek. Pengaruh Islam yang kuat di Aceh, terutama dalam hal adat istiadat dan sistem sosial, merupakan bukti nyata warisan tersebut. Arsitektur masjid-masjid tua di Aceh, misalnya, menunjukkan pengaruh gaya bangunan yang berkembang pada masa awal kerajaan Samudra Pasai. Bahkan, beberapa elemen budaya lokal Aceh masih menunjukkan jejak adaptasi dan sintesis budaya Islam yang diperkenalkan pada masa itu.

Struktur pemerintahan tradisional Aceh juga dapat ditelusuri asal-usulnya hingga ke sistem yang dibangun pada masa kerajaan awal ini.

Pengaruh Jangka Panjang Terhadap Identitas Budaya Aceh

Pemerintahan raja pertama Samudra Pasai memiliki pengaruh jangka panjang yang sangat signifikan terhadap identitas budaya Aceh. Kerajaan ini menjadi titik awal proses Islamisasi di Aceh, yang kemudian membentuk karakteristik budaya Aceh hingga saat ini. Sintesis budaya lokal dan Islam yang terjadi pada masa itu membentuk identitas Aceh yang unik dan berbeda dari wilayah lain di Indonesia. Pengaruh ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Aceh, mulai dari sistem kepercayaan, adat istiadat, hingga seni dan budaya.

Tokoh-Tokoh Penting yang Terpengaruh

Meskipun sulit untuk mengidentifikasi secara pasti semua tokoh yang terpengaruh, dapat dipastikan bahwa para ulama, pedagang, dan bangsawan yang hidup pada masa pemerintahan raja pertama Samudra Pasai turut merasakan dampaknya. Mereka berperan dalam menyebarkan pengaruh Islam dan membangun kekuatan kerajaan. Sayangnya, catatan sejarah yang detail mengenai tokoh-tokoh tersebut masih terbatas. Riset lebih lanjut dibutuhkan untuk mengungkap lebih banyak informasi mengenai mereka.

  • Para ulama yang berperan dalam penyebaran Islam di Aceh.
  • Pedagang yang berperan dalam memperkuat ekonomi kerajaan.
  • Bangsawan yang berperan dalam administrasi pemerintahan.

Gaya Kepemimpinan dan Struktur Pemerintahan

Gaya kepemimpinan raja pertama Samudra Pasai, meskipun detailnya kurang terdokumentasi, diperkirakan berfokus pada konsolidasi kekuasaan dan penyebaran Islam. Hal ini tercermin dalam pembangunan infrastruktur keagamaan dan ekonomi. Sistem pemerintahan yang dibentuk pada masa itu, meski sederhana, kemungkinan besar merupakan cikal bakal sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Aceh di kemudian hari. Sistem ini kemungkinan besar menekankan pada peran ulama dan para bangsawan dalam menjalankan pemerintahan.

Simpulan Akhir

Kesimpulannya, meskipun informasi tentang raja pertama Samudra Pasai masih terbatas, perannya dalam meletakkan fondasi kerajaan dan menyebarkan Islam di Aceh tidak dapat dipandang sebelah mata. Riset berkelanjutan dan interpretasi kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang ada menjadi kunci untuk mengungkap lebih banyak detail tentang kehidupan dan pemerintahannya. Pemahaman yang lebih mendalam tentang masa awal Samudra Pasai akan memberikan wawasan berharga tentang sejarah awal perkembangan Islam dan kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Jejak Yusuf Roni Pasca Vonis Penodaan Agama 1979

heri kontributor

03 Jul 2025

Upaya pdt jusuf roni setelah vonis penodaan agama 1979 – Upaya Pdt Yusuf Roni setelah vonis penodaan agama 1979 menjadi catatan penting dalam sejarah kebebasan berpendapat di Indonesia. Vonis ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, dan perjalanan Yusuf Roni pasca vonis patut dikaji lebih dalam. Bagaimana ia menghadapi tekanan dan tantangan yang muncul? Bagaimana …

Konteks Sosial Politik 1979 Kasus Yusuf Roni

ivan kontributor

03 Jul 2025

Konteks sosial politik indonesia tahun 1979 terkait kasus jusuf roni – Konteks sosial politik Indonesia tahun 1979 terkait kasus Yusuf Roni menyimpan pelajaran berharga tentang dinamika masyarakat dan pemerintahan. Peristiwa ini tidak hanya menjadi catatan sejarah, namun juga memberikan gambaran tentang kondisi sosial dan politik Indonesia pada masa itu. Menganalisis kasus Yusuf Roni dalam konteks …

Perbandingan Pancasila Laju dan Layu di Berbagai Generasi

heri kontributor

05 Jun 2025

Perbandingan Pancasila yang laju dan yang layu di berbagai generasi menjadi topik penting yang perlu dikaji mendalam. Nilai-nilai luhur Pancasila, yang menjadi dasar negara, mengalami interpretasi dan penerapan yang berbeda di setiap generasi. Bagaimana Pancasila dimaknai dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari? Perubahan pemahaman dan penerapan Pancasila dari generasi ke generasi perlu diurai secara kritis untuk …

Arti dan Sejarah Singkatan Nama Kota Depok yang Sebenarnya

heri kontributor

11 Feb 2025

Arti dan Sejarah Singkatan Nama Kota Depok yang Sebenarnya menyimpan misteri yang menarik untuk diungkap. Dari sekadar nama sebuah kota di pinggiran Jakarta, Depok menyimpan kisah panjang tentang asal-usulnya, peran tokoh-tokoh kunci dalam sejarahnya, hingga berbagai interpretasi makna singkatan namanya yang hingga kini masih diperdebatkan. Perjalanan sejarah Kota Depok, dari sebuah perkebunan hingga menjadi kota …

Istilah Pancasila Pertama Kali Dicetuskan Oleh

heri kontributor

06 Feb 2025

Istilah Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno. Momentum bersejarah ini terjadi di tengah hiruk pikuk perumusan dasar negara Indonesia menjelang proklamasi kemerdekaan. Prosesnya tak lepas dari perdebatan sengit dan perundingan alot di antara para tokoh bangsa. Bagaimana peran Soekarno, dan bagaimana rumusan Pancasila akhirnya tercipta? Mari kita telusuri jejak sejarahnya. Pembahasan ini akan mengupas …

Istilah Pancasila Pertama Kali Dicetuskan Oleh Siapa?

admin

06 Feb 2025

Istilah Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya yang bersejarah pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945. Pidato tersebut, yang kemudian dikenal sebagai “Lahirnya Pancasila,” menandai momen krusial dalam sejarah Indonesia, meletakkan dasar bagi terbentuknya negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Rumusan Pancasila yang diutarakan Soekarno bukan …